
malam ini ku lewati sendiri. tanpa secangkir kopi, tanpa teman - teman yang siap menemani. mungkin hanya sebungkus tembakau dan beberapa ekor nyamuk yang mampu mengusik kesunyian ku. sebenar nya bukan hanya malam ini, beberapa malam terakhir aku lebih suka menyendiri. entah kenapa, aku sendiri tidak bisa menjelaskan karena, penjelasan yang penuh definisi itu hanya akan membuat sesak pikiran ku yang sudah tak muat menampung hamparan persoalan.
di atas jembatan yang memisahkan kampung ku dan kampung sebelah, ku biarkan pikiran ini bergentayangan. beban ini sudah terlalu berat bila berlama - lama ia simpan. mungkin ini waktu yang tepat antara aku dan ke - aku - an berdiskusi.
" sampai kapan kau akan terus seperti ini? " ternyata sang sepi datang menghampiri ku. bahkan ia berani membuka diskusi. ku akui aku sendiri tidak tahu dari mana harus ku awali diskusi ini. mungkin bingung, mungkin juga takut. aku takut menghadapi diri ku sendiri. seolah tiap sel yang membentuk raga ku sedang bersiap melakukan aksi demonstrasi besar - besaran untuk menggulingkan keangkuhan ku.
" jawab !" tampak nya kali ini ia benar - benar tegas menuntu jawab dari ku. diriku sendiri bingung apa yang harus ku jawab?
" apa maksud mu?" jawab ku sekena nya
" sampai kapan kau berlama - lama memikirkan orang lain? menuntut perubahan atas orang lain dan mati - matian mempertahankan hak orang lain? sampai kapan?" pertanyaan yang bertubi - tubi dari sang sepi seakan membuat lemas seluruh sendi ku. sang sepi benar - benar menghakimi ku hari ini.
sampai kapan? pertanyaan yang mudah tapi, untuk menjawab pertanyaan itu jelas perlu banyak waktu. satu dua bahkan beratus - ratus hari pun mungkin tak kan mampu menjawab pertanyaan ini.
sang sepi tolong beri aku waktu....